PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi
merupakan properti fisika dari suatu obyek yag dapat berpindah melaluiinteraksi
fundamental. Energi dapat diubah kedalam bentuk lain, akan tetapi energi tidak
dapat dihilangkan atau dimusnakan. Salah satu jenis energi yang telah
dikonversi yaitu energi listrik. Enegi listrik memiliki pengertian sebagi
energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik atau energiyang tersimpan
dalam arus listrik. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sangat bergantung pada
enegri listrik. Listrik bisa dikonversikan menjadi energi lain untuk menunjung
aktivitas manuasia seperti menggerakan motor, lampu penerangan, dan juga untuk
memanaskan suatu benda. Energi listrik dapat dihasilkan dari berbagai sumber
seperti air,angin, minyak, batu bara, panas bumi, panas matahari, dan
lain-lain. Energi listrik biasanya dihasilkan oleh sebuah pembangkit listrik.
Salah
satu jenis sumber energi untuk menghasilkan energi listrik yaitu berasal dari
gas (pembakaran udara bertekanan tinggi dengan bahan bakar). Energi dari gas
ini biasanya dihasilkan dari sebuah pembangkit litrik atau yang lebih dikenal
dengan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan
atau mesin turbin gas sebagai pengerak generatornya. PLTG di Indonesia telah
banyak dikembangkan, salah satu daerah yang mengembangkan pembangkit listrik
tenaga gas ini yaitu di daerah ujung pandang.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Gas Alam
Gas alam adalah bahan bakar fosil
berbentuk gas. Gas alam sendiri merupakan campuran hidrokarbon yang mempunyai
daya kembang besar, daya tekan tinggi, berat jenis spesifik yang rendah dan
secara alamiah terdapat dalam bentuk gas. Pada umumnya, gas alam terkumpul di
bawah tanah dengan berbagai macam komposisi yang terdapat dalam kandungan
minyak bumi (associated gas)
(Anonimus, 2015). Komposisi dari gas alam yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.1 Komposisi Gas Alam
No
|
Komposisi
|
% Kandungan
|
1
|
Metana
|
80
|
2
|
Propana
|
7
|
3
|
Butana
|
6
|
4
|
Isobotana
|
4
|
5
|
pentana
|
2
|
6
|
Lain-lain
|
1
|
(Sumber:
Anonimus, 2015)
Komposisi
utama gas alam adalah metana (80%), sisanya adalah etana (7%), propana (6%),
dan butana (4%), isobotana, dan sisanya pentana. Selain komposis-komposisi tersebut, gas alam
dapat juga mengandung helium, nitrogen, karbon dioksida, dan karbon-karbon
lainnya. Untuk memudahkan pengangkutan (transportasi), gas alam dicairkan
sehingga disebut gas alam cair atau LNG (Liquified
Natural Gas) (Anonimus, 2015).
2.1.1
Potensi Gas Alam di Indonesia
Selain
minyak bumi di Indonesia juga memiliki cadangan gas alam yang cukup besar yaitu
sekitar 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF. Berdasarkan
komposisi tersebut Indonesia memlik reserve
to production (R/P) mencapai 59 tahun. Produk dari gas alam yang digunakan
adalah LPG (Liquid Petroleum Gas), CNG (Compreseed Natural Gas), LNG (Liquid
Natural Gas), dan CBM (Coal Bet Methane). Selain itu gas alam di Indonesia juga
digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) (Syukur, Tanpa Tahun:
64-65).
2.1.2
Industri yang Berbasis Gas Alam
Industri energi berbasis gas alam
meliputi semua aktivitas industri yang terkait dengan penambangan gas alam dan
pengolahannya menjadi berbagai macam produk baik yang terkait bahan bakar
(energi) maupun non bahan bakar (non energi). Industri hulu dalam hal ini
meliputi semua aktivitas industri yang terkait dengan eksplorasi dan
penambangan gas alam. Industri menengah meliputi semua aktivitas yang terkait
dengan pengolahan gas alam menjadi berbagai produk final baik bahan bakar maupun
non bahan bakar. Sedangkan industri hilir meliputi semua aktivitas yang mempersiapkan
produk dalam bentuk final sehingga siap dikonsumsi penggunanya. Sementara itu,
industri pendukung meliputi aktivitas transportasi atau distribusi dan aktivitas-aktivitas
terkait pembangunan sarana dan prasarana serta jasa-jasa yang diperlukan dalam
rangka membentuk mata rantai industri terkait (Leda, 2010: 9-10).
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG)
Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik yang menggunakan peralatan
atau mesin turbin gas sebagai pengerak generatornya. Turbin gas dirancang dan
dibuat dengan prinsip kerja yang relatif sederhana dimana energi panas yang dihasilkan
dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan
selanjutnya diubah menjadi energi listrik (Robbie, 2014).
2.3 Prinsip Keja Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG)
Menurut Anonimus (2013) pada
awalnya, udara dimasukkan ke dalam kompresor untuk ditekan hingga temperatur
(suhu) dan tekannya naik. Proses ini disebut dengan proses kompresi. Udara yang
dihasilkan dari kompresor akan digunakan sebagai udara pembakaran dan juga
untuk mendinginkan bagian-bagian turbin gas. Setelah dikompresi, udara akan
dialirkan ke ruang pembakaran. Di dalam ruang pembakaran, udara yang bertekanan
kurang lebih 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar yang kemudian
akan dibakar. Apabila menggunakan bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat
langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Akan tetapi apabila menggunakan
bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut terlebih dahulu
dan kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur bahan
bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran. Pembakaran
bahan bakar dalam ruanag bakar akan menghasilkan gas bersuhu tinggi sekitar
1.300 ºC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas yang dihasilkan dari proses
pembakaran ini kemudian dialirkan menuju turbin untuk disemprotkan kepada
sudu-sudu turbin sehingga energi gas ini dikonversikan menjadi energi mekanis
dalam turbin penggerak generator. Setelah itu generator akan menghasikan
listrik.
2.4 Komponen Utama Pembangkit
Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Komponen-komponen
pembangkit listrik tenaga gas (LPTG) terbagi menjadi dua bagian, yaitu komponen
utama dan komponen pendukung. Menurut Robbie et al. (2014) berikut komponen utama dan komponen pendukung dari
pembangkit listrik tenaga gas (LPTG).
1.
Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (LPTG)
Komponen utama dari pembangkit listrik
tenaga gas (LPTG) yaitu sebagia berikut.
- Kompresor Utama
Kompresor
utama adalah kompresor aksial yang berguna untuk memasok udara bertekanan ke
dalam ruang bakar yang sesuai dengan kebutuhan. Kapasitas kompresor harus cukup
besar karena pasokan udara lebih (excess air) untuk turbin gas dapat mencapai
350 %. Disamping untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna, udara lebih ini
digunakan untuk pendingin dan menurunkan suhu gas hasil pembakaran.
- Inlet Guide Vanes (IGV)
Variabel
IGV berfungsi untuk mengatur volume udara yang dikompresikan sesuai dengan
kebutuhan atau beban turbin. IGV (inlet Guide Vanes) biasanya digunakan pada
jenis kompresor berkapasitas besar. Pada saat Start Up, IGV juga berfungsi
untuk mengurangi surge. Pada saat stop dan selama start up, IGV tertutup ( pada
unit tertentu, posisi IGV 34-48% ), kemudian secara bertahap membuka seiring dengan
meningkatnya beban turbin. Pada beban turbin tertentu, IGV terbuka penuh
(83-92%). Selama stop normal IGV perlahan-lahan ditutup bersamaan dengan
turunnya beban, sedangkan pada stop emergency, IGV tertutup bersamaan dengan
tertutupnya katup bahan bakar.
- Combustion Chamber
Combustion
chamber adalah ruangan tempat proses terjadinya pembakaran. Ada turbin gas yang
mempunyai satu atau dua combustion chamber yang letaknya terpisah dari casing
turbin, akan tetapi yang lebih banyak dijumpai adalah memiliki combustion
chamber dengan beberapa buah combustion basket, mengelilingi sisi masuk (inlet)
turbin. Di dalam combustion chamber dipasang komponen-komponen untuk proses
pembakaran beserta sarana penunjangnya, diantaranya: fuel nozzle, combustion
liner, transition piece, igniter, flame detektor.
- Turbin Gas
Turbin
Gas berfungsi untuk membangkitkan energi mekanis dari sumber energi panas yang
dihasilkan pada proses pembakaran. Selanjutnya energi mekanis ini akan
digunakan untuk memutar generator listrik baik melalui perantaraan load gear
atau tidak, sehingga diperoleh energi listrik. Bagian-bagian utama Turbin Gas
adalah: sudu tetap, sudu jalan, saluran gas buang, saluran udara pendingin,
batalan, auxiallary gear.
- Load Gear
Load
Gear atau main Gear adalah roda gigi penurun kecepatan putaran yang dipasang
diantara poros Turbin Compressor dengan poros Generator. Jaringan listrik di
Indonesia. Memilii frekwensi 50 Hz, sehngga putaran tertinggi generator adalah
3000 RPM, sedangkan putaran turbin ada yang 4800 RPM atau lebih.
- Alat Bantu
Pada
saat muai start up, belum tersedia udara untuk pembakaran. Udara pembakaran
disuplai oleh kompresor aksial, sedangkan kompresor aksial harus diputar oleh
turbin yang pada saat start up belum menghasilkan tenaga bahkan belum berputar.
Oleh karenanya, pada saat start up perlu ada tenaga penggerak lain yang dapat
diperoleh dari : Motor generator, Motor Listrik, Mesin Diesel
2.
Komponen Pendukung kinerja Pembangkit
Listrik Tenaga Gas (LPTG)
Komponen
pendukung digunakan untuk menambah kinerja dari PLTG, beberapa komponen
pendukung dari PLTG yaitu.
a.
Air
intake. Berfungsi mensuplai udara bersih ke dalam
kompresor.
b.
Blow
off valve. Berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang
masuk kedalam kompressor utama atau membuang sebagian udari dari tingkat
tertentu untuk menghindari terjadi stall tekanan udara yang besar dan tiba-tiba
terhadap suhu kompresor yang menyebabkan patahnya suhu kompresor)
c.
VIGV (Variavle Inlet Guide Fan). Berfungsi penyalaan awal atau start up.
Campuran bahan bakar dengan udara dapat menyala oleh percikan bunga api dari
ignitor yang terpasang di dekat fuel nozzle burner dan campuran bahan bakar
menggunakan bahan bakar propane atau LPG.
d.
Lube
oil system. Berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai
pendingin bearing-bearing seperti beraring turbin, kompressor, generator.
Memberikan minyak pelumas ke jacking oil system, memberikan suplai minyak
pelumas ke power oil system. Sistem pelumas di dinginkan oleh pendingin siklus
tertutup.
e.
Hydraulic
Rotor Varring. Rotor bearing system terdiri dari : DC
pump, Manual Pump, Constant pressure valve, pilot valve, hydraulic piston rotor
barring. Rotor barring beroperasi pada saat unit stand by dan unit shutdown
(selesai operasi). Rotor barring on < 1 rpm. Akibat yang timbul apabila
rotor barring bermasalah ialah rotor bengkok dan pada saat start up akan timbul
vibrasi yang tinggi dan dapat menyebabkan gas turbin trip.
f.
Exhaust
fan oil vapour. Berfungsi utama membuang gas-gas yang
tidak terpakai yang terbawa oleh minyak pelumas setelah melumasi bearing-bearing
turbin, kompressor dan generator. Fungsi lain adalah membuat vaccum di lube oil
tank yang tujuannya agar proses minyak kembali lebih vepat dan untuk menjaga
kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing (seal oil) sehingga tidak terjadi
kebocoran minyak pelumas sisi bearing.
2.5 Keunggulan dan Kelemahan
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pembangkit
Listrik Tenaga Gas (PLTG) merupakan sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan
pembakaran udara bertekanan tinggi yang dicampur dengan bahan bakar gas (BBG)
atau bahan bakar minyak (BBM). Dalam proses pengoperasiannya Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG) memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Menurut Robbie et al.( 2014) keunggulan dan kelemahan
dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yaitu sebagai berikut.
1.
Keunggulan Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG)
Berikut
keunggulan dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
- Siklus
kerja pembangkit lebih sederhana
- Tidak
seperti PLTU, PLTG mampu star up
tanpa menggunakan motor start. Pada umumnya dapat distart tanpa pasokan
daya listrik dari luar, karena menggunakan mesin diesel sebagai pengerak
awalnya.
- Pembangunan
pembangkit lebih cepat karena peralatan kontrol dan alat bantu yang
relatif minim dan sederhana. Hal ini berpengaruh terhadap efisiensi biaya
yang dikeluarkan.
- Area
pembangkitan relatif tidak memerlukan tempat yang luas, sehingga PLTG
dapat didirikan di pusatkota atau wilayah industri.
2.
Kelemahan Pembangkit Listrik Tenaga Gas
(PLTG)
Berikut
kelemahan dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
- Biaya
pemeliharaan dari PLTG sangat bear. Hal ini dikarenkan pembangkit bekerja
pada suhu dan tekanan yang cukup tinggi, komponen-komponen dari PLTG yang
disebut hot parts menjadi epat
rusak sehingga memerlukan perhatian yang serius. Karena mahalnya
komponen-komponen PLTG, maka hal tersebut dapat dikurangi dengan memberi
pendingin udara pada sudu-sudu turbin maupun porosnya.
- Operasi
turbin gas yang menggunakan gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar
1.300ºC memberi resiko korosi suhu tinggi, yaitu bereaksinya logam kalium,
vanadium, dan natrium yang terkandung dalam bahan bakar dengan
bagian-bagian turbin seperti sudu dan saluran gas panas (hot gas path).
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1
Pembangkit Listrik Tenaga Gas General Elektrik Kabupaten Tello
Dalam
meningkatkan kebutuhan listrik di Makassar dan sekitarnya, maka pemerintah
dalam hal ini PLN membangun Pusat Listrik Tenaga Uap sebanyak 2 unit (2 x
12,500 MW) yang berlokasi di Tello. Pada tahun 1971 mulai beroperasi dan
diresmikan oleh presiden Republik Indonesia Soeharto. Untuk menunjang kelancara
pasokan listrik, maka pada tahun 1973 dibangun 2 unti mesin Diesel dengan daya
terpasang (2 x 2,8 MW) berlokasi di site PLTU Tello.
Pada
bulan Juni 1976 dibentuk Unit Sektor Tello dengan nama PLN Wilayah VIII Sektor
Tello dengan Unit Asuhan PLTD Bontoala dan GI
atau Transmisi. Tahun 1976 PLN
Wilayah VIII mendapat tambahan 1 Unit Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Westcan
dengan daya terpasang 14,466 MW.
Dengan
berkembangnya pembangunan di kota Makassar dan sekitarnya serta sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi yang meningkat, untuk mengantisipasi hal tersebut, PT. PLN
(PERSERO) Wilayah VIII Sektor Tello mendapatkan beberapa pembangkit yaitu :
1.
Tahun 1982 dibangun 2 unit PLTG Alsthom
(Alsthom 1 = 21,300, Alsthom 2= 20,100 MW).
2.
Tahun 1984 dibangun 2 unit PLTD Mitsubishi
(2 x 12,600 MW).
3.
Tahun 1988 dibangun 2 unit PLTD SWD (2 x
12,396 MW).
4.
Tahun 1997 dibangun 2 unit PLTG GE (2 x
33,400 MW)
PLTG
yang ada pada PT. PLN Sektor Tello Makassar, salah satunya adalah PLTG General
Electric, dengan kapasitas 2 × 45.400 kVA yang mulai beroperasi sejak tahun
1997. Pembangkit ini menggunakan diesel start engine dengan speed-tronic mark 5
sebagai pengendali kecepatan. Turbin gas dikopel melalui gear-box dengan
generator sinkron 11,5 kV dan daya output disalurkan ke switchyard 150 kV
melalui kabel tanah setelah melewati trafo step-up 11,5 kV / 150 kV.
3.2
Data Lapangan PLTG General Electric
Tabel 3.1
Unit 4
& 5: General Electric (GE): GE I dan GE II
No
|
DATA TEKNIK
|
MERK
|
||
|
||||
|
|
GE I (MS 6001 B)
|
|
GE II (MS 6001 P)
|
I
|
TURBIN
|
|
|
|
|
Pabrik pembuat
|
General Electric
|
|
General Electric
|
|
Type/Model
|
MS 6001 B
|
|
MS
6001 B
|
|
Serial Number
|
296850
|
|
296851
|
|
Rated Power
|
33,440 Kw
|
|
33,440
Kw
|
|
Turbin stage
|
3
|
|
3
|
|
Compressor Stage
|
17
|
|
17
|
|
Putaran
|
5100
|
|
5100
|
|
Bahan bakar
|
HSD
|
|
HSD
|
|
Tahun operasi
|
Agustus 1997
|
|
September 1997
|
|
Kontrol
|
Speed Tronic Mark V
|
|
Speed Tronic Mark V
|
II
|
GENERATOR
|
|
|
|
|
Type
|
6A3
|
|
6A3
|
|
Putaran
|
3000
|
|
3000
|
|
Serial number
|
446 x 020
|
|
446 x 040
|
|
Daya
|
45.400 Kw
|
|
45.400
Kw
|
|
Phasa/Frequensi
|
3 phasa / 50 hz
|
|
3 phasa / 50 hz
|
|
Tegangan
|
11,5 Kv
|
|
11,5 Kv
|
|
Faktor daya
|
0.8
|
|
0.8
|
|
Arus
|
2279
|
|
2279
|
III
|
EXITER
|
|
|
|
|
Nomor seri
|
195406573
|
|
195407673
|
|
Tegangan
|
125 Volt
|
|
125 Volt
|
|
Arus
|
756 A
|
|
756 A
|
|
Putaran
|
3000
|
|
3000
|
VI
|
DIESEL START
|
|
|
|
|
Serial number
|
08VF 168992
|
|
08VF
168992
|
|
Rating/Rpm
|
710HP/2300
|
|
710HP/2300
|
|
Jumlah silinder
|
8V
|
|
8V
|
|
Buatan
|
William Detroit
|
|
William Detroit
|
|
|
Diesel Allison
|
|
Diesel Allison
|
|
Model
|
-
|
|
-
|
|
Motor starter
|
Techno starter
|
|
Techno starter
|
|
|
Model ST-169D-3
|
|
Model ST-169D-3
|
V
|
CONVERTER
|
|
|
|
|
Model
|
4-SGE-2015-1
|
|
4-SGE-2015-1
|
|
Jenis/type
|
TWIN DISC
|
|
TWIN DISC
|
|
|
|
|
|
(Sumber:
PT. PLN Sektor Tello)
3.3
Operasi Kelistrikan PLTG General Electric
3.3.1 Umum
Pembangkit Listrik Tenaga Gas
General Electric terdiri dari dua unit yaitu GE 1 dan GE2. Mesin PLTG dikopel
langsung dengan generator sinkron 3 phasa berkutub dua salient. Daya output
generator sinkron adalah 2 × 45,4 MVA, tegangan 11,5 kV. Titik bintang
generator dihubungkan ke sistem pentanahan neutral resistance. Daya output
generator tersebut dihubungkan dengan kabel berisolasi ke switchgear 11,5 kV
yang terdiri dari CB generator dan trafo pemakaian sendiri.
Untuk mensuplai daya ke switch yard
150 kV outdoor, switchgear 11,5 kV dihubungkan dengan kabel tanah ke trafo step
up tegangan 11,5/150 kV. Sisi tegangan tinggi dari trafo step up tersebut
dihubungkan dengan switch yard 150 kV outdoor melalui saluran kabel tanah
berisolasi. Titik bintang sisi tegangan tinggi dihubungkan ke tanah langsung.
Untuk keperluan peralatan bantu,
PLTG GE mempunyai trafo pemakaian sendiri dengan daya 1.600 kVA, tegangan
11,5kV/380V. Sisi tegangan tinggi trafo pemakaian sendiri dihubungkan ke
switchgear 11,5 kV melalui kabel berisolasi. Titik bintang sisi tegangan rendah
dari tiap unit trafo pemakaian sendiri ditanahkan langsung. AC power supply
untuk start pada kondisi normal dan pada saat operasi, supply daya untuk start
alat-alat bantu diperoleh dari trafo pemakaian sendiri. Supply daya tersebut
diperoleh dari tap trafo tenaga di sisi 11,5 kV dan diturunkan tegangannya
melalui trafo pemakaian sendiri. Pada saat stop/start, supply daya AC untuk
control alat Bantu diperoleh dari busbar 150 kV yang diturunkan tegangannya
melalui trafo daya dan kemudian diturunkan lagi melalui trafo pemakaian sendiri
1600 kVA.
3.3.2
Operasi Pembangkitan
Pada saat perintah start dieksekusi
maka pada awal mulanya mesin diesel start bekerja dimana mesin diesel ini
seporos dengan turbin generator dan putaran turbin akan mengikuti putaran mesin
diesel start. Hal ini dilakukan, karena jika tidak turbin akan membutuhkan gaya
tekan yang sangat besar dan membutuhkan bahan bakar yang lebih besar pada awal
start. Pada saat yang bersamaan bahan bakar disemprotkan melalui Nozzle ke
dalam ruang bakar dalam bentuk kabut bersama dengan udara, dibakar (diberi
pengapian) oleh busi untuk menghasilkan gas yang bertekanan untuk memutar
turbin. Berputarnya turbin berarti rotor generator juga berputar. Karena rotor
berputar, maka generator mulai menghasilkan output (tegangan dan frekunsi) melalui
proses induksi elektromagnetik.
Ketika putaran turbin melebihi
putaran diesel start maka diesel start akan lepas secara otomatis. Putaran
turbin akan terus dinaikkan dengan penambahan bahan bakar yang diatur secara
otomatis, Rotor generator yang seporos dengan turbin akan terus berputar hingga
mencapai putaran ideal untuk menghasilkan tegangan dan frekuensi yang
diinginkan atau siap untuk melakukan sinkronisasi.
3.4 Sistem Proteksi PLTG General
Electric
Filosofi dasar dari sistem proteksi
adalah bagaimana melindungi sistem tenaga listrik dari ekses gangguan yang
terjadi pada sistem dengan cara memisahkan gangguan tersebut dari sistem
lainnya dengan cepat dan tepat. Kualitas sistem proteksi yang diinginkan adalah
yang cepat,sensitif,selektif dan andal. Berikut beberapa piranti proteksi yang
ada di PLTG General Electric :
1.
Alat
Sensor
Alat sensor berfungsi untuk mendeteksi perubahan parameter
pada sistem dari peralatan yang diproteksi. Alat sensor ini berupa VT (voltage
transformer) dan CT (current transformer).
2.
Relay
Proteksi
Pada PLTG
GE relay proteksi yang digunakan adalah relay numeric yang mana dikendalikan
oleh sebuah microprocessor. Relay numeric atau relay digital yang digunakan
adalah DGP System. DGP system adalah sebuah mikroprosesor yang dikombinasikan
dengan relay digital di mana menggunakan sampling bentuk gelombang dari arus
dan tegangan input untuk keperluan proteksi, control, dan memonitor generator.
Sampling tadi digunakan untuk menghitung arus dan phasa tegangan yang mana
digunakan untuk fungsi alogaritma proteksi. DGP System menggunakan interface
MMI (Man Machine Interface) dan DGP LINK software komunikasi yang sesuai dengan
GE digital relay system. Di bawah ini beberapa fungsi proteksi yang ada pada
DGP System :
a. Stator Differential
b. Current Unbalance
c. Loss of Exicitation
d. Antimotoring
e. Time overcurrent with voltage
restraint
f. Stator Ground
g. Ground Overcurrent
h. Over exicitation
i.
Overvoltage
dan Undervoltager
j.
Over
and Undefrequency
k. Voltage Transformer Fuse Failure
3.
Circuit
Breaker (CB)
Circuit breaker
berfungsi sebagai switch
atau saklar yang
memutuskan dan menghubungkan
peralatan yang diproteksi dari sistem. Circuit breaker bekerja berdasarkan
perintah dari relay.
mantap terimakasih
BalasHapusSlots, Live Dealer and Table Games - Lucky Club Live
BalasHapusEnjoy the incredible collection of slots, poker, live casino, bingo, blackjack and live dealer tables at Lucky Club. We've got some of the most famous and luckyclub.live